sudah Hampir 1 jam lebih Mas Ghatan mengantar Adi pulang, tapi belum juga ada dia kembali, lama sekali, Gw dan Raya yang saat itu sedang bermalas-malasan di ruang tamu, sedang asik membaca majalah di tangan kita masing-masih. "Ray, mas Ghatan lama amat sih, emang jauh gitu, Kebayoran lama kan deket,?" Ucap gw mengkhawatirkannya, "Mungkin, kejebak macet kali...!!" Jawab raya singkat, "Emang iya,.. tapikan setidanya dia bisa telp mukti dulu, pulang jam barapa, lagi dimana, sedang apa'?" sahut gw kecut.
Raya menantap wajah gw, dan menutup majalahnya. "Emang kenapa kalau pulang lama, apa kamu kangen?" ucapnya dengan tersenyum manis, "Ich... apaan sih, bukan begitu, setidaknya mukti bisa berlama-lama sama kamu, dan bisa bermesra-mesraan kalau tiba-tiba lagi mesra-mesaraan, terus ada dia datang kan gak enak" Ucap gw memberanikan, "Ya udah, kamu sini... tidur dipangkuan aku, biar mesra" Raya menarik tangan gw, dan menidurkan badan gw diatas pangkuannya, "Ini kan yang Mukti mau, s'lalu pengen dekat sama Raya," Usapan tangan dia dikeningku, "Raya juga pengen kayak gini, tapi Raya masih gak mau nyakitin Pak Ghatan yang udah sayang sama kamu," belaiannya terus menerus gw rasakan, "Ya tapikan..." Ucapan gw terhenti saat gw dengar suara mobil masuk pekarangan, ah... pasti itu Mas Ghatan,
Segeralah gw bangun dari pelukan raya, dan agak menjauh dari dia, begitu juga dengan raya, dia juga kaget kalau tiba-tiba mas Ghatan datang, "Tuhkan..." Bisik gw malu-malu takut, Raya hanya menutup bibir dia dengan senyum, ingin ketawa tapi di tahan, merasa takut tapi malu. "Assalamu'alaikum " ucap mas Ghatan yang langsung masuk, Gw dan pun menjawab salam dia "Makasih ya Ray, kamu dah temenin Arie, Nah... ini mas Bawakan makanan buat kamu?" Mas Ghatan memberikan bungkisan ke hadapan gw, "Buat mukti, buat Rayanya mana?" gw tersenyum, begitu juga dengan raya. "ya udah...kita makan aza rame-rame" sambung gw kembali. Mas Ghatan duduk disamping gw, dan kami bertiga menyantap makanan yang dibawa Mas Ghatan barusan.
*****
Waktu sudah hampir beranjak malam, waktu menunjukan pukul 18.12, Raya pamit tuk pulang, mas Ghatan menghantarkan Raya pulang kerumahnya, "Mukti Mas antar raya pulang dulu, tar mas balik lagi," ucap Mas Ghatan pada Gw, raya berpamitan dan tersenyum pada gw, dengan mengedipkan matanya yang bulat tajam, menandakan dia menyimpan rasa suka terhadap gw.
Mereka sudah pergi, gw sendiri di ruang tamu ketawa kecil mengingat kejadian tadi, mengingat saat mesra-mesra dengan raya, eh tiba-tiba Mas Ghatan pulang... hahahha... buat gw sih sangat kocak,
Gw masuk kamar sambil menonton Televisi, sambil menunggu Mas Ghatan kembali pulang, acara demi acara semua gw tonton dan akhirnya mas Ghatan datang juga, gw membukakan pintu dan menjamu dia layaknya suami gw (hah... suami), gw buatkan dia kopi untuk menemani rasa dingin pada malam itu, "Nih mas Kopinya," Gw menemani mas Ghatan di Ruang tamu, "Mas, Mukti bete disini, besok mau cari lamaran yach, kebetulan lamaran sudah siap semua jadi kalau ada lowongan tinggal masuk, gimana?" mas Ghatan berhenti meminum kopinya "Kenapa, kamu mau kerja apa? kan mas dah bilang, kalau ada apa-apa tinggal bilang saja, apa semua itu kurang?" tutur kata mas Ghatan, gw sedikit kesal dengan kata-kata mas Ghatan, lagian emang gw mau mau selamanya berlindung dihadapannya, dia sudah cukup baik dah nolong gw, masa gw hanya berdiam diri menikmati semua pemberian dia. "Tapi mas, Mukti pengen sedikit mandiri, gak mau ngerepotin mas terus," gw langsung masuk kamar, kesel, kesel....
Mas Ghatan menghampiri gw, yang sedang tidur-tiduran di ranjang, dia tau gw kesel diapun meminta maaf sama gw, "Maafin mas ya, mas gak mau kamu kerja, apa lagi kamu sampe capek, ingat kamu harus banyak istirahat total, kamu belum sembuh sehat, mas tau penyakit kamu tuh gak boleh terlalu capek, sudah waktunya mas Bilang sama kamu, dan ingat kamu harus kuat dengan semua yang Mas bilang ini" Gw langsung terdiam, apa gerangan yang ingin ia ucapkan pada gw, "Muk, kamu sayang Arie kan?" Jantung gw berdetak kencang, kenapa tiba-tiba mas Ghatan berucap seperti itu. "Kamu tau, dulu waktu kamu pingsan dalam waktu berapa hari, Komplikasi jantung kamu sudah kronis, kalau tidak ada yang memberi bantuan jantung pasti kamu sudah gak ada?" jantung gw semakin sakit, apa maksudnya ini...!! "Saat kamu koma, saat kamu butuh pertolongan, kamu ingat saat itu Arie sangat sekali merasa kehilangan kamu, dan kamu tau apa yang terjadi," gw langsung bangun dan menghadap kemuka mas Ghatan dengan penuh Penasaran...!! "Tapi apa mas....!" ucap gw dengan keluh, dengan rintihan air mata yang tiba-tiba menetes di pipi. "Arie transfer jantung buat kamu?" Air mata gw gak kebendung... rasa sakit di dada tak tertahan... bagai tersambar petir di siang hari, hati gw menjerit keras." KENAPA MAS BARU BILANG... KENAPA MAS BOONG SAMA MUKTI, KENAPA MUKTI BARU TAU SEKARANG," teriakan tangisan gw mengisi ruangan kamar. gw langsung lari keluar tanpa menghiraukan Mas Ghatan mengejar gw.
Tapi tangan gw ditarik oleh Mas Ghatan, hingga gw gak bisa lepas dari nya, "Maafin mas baru bilang sekarang, Ibu kamu, nyokap Arie, dan arie sendiri merahasiakan ini semua, agar kamu gak terlarut dibawa sedih, karena mereka tau kalau kamu sayang sama Arie," Gw di dekapnya dengan erat, membuat Air mata gw bertambah besar, gw gak kuat tuk bicara, yang ada bibir gw terasa terkunci. "Mas sayang kamu, semua bisa mas Lakukan buat kamu, dan mestinya kamu beryukur sudah kenal arie, yang udah baik sama kamu" gw gak bisa berbuat apa-apa lagi Jantung gw berdetak keras, kepala gw terasa berat, tiba-tiba hidung gw mengalir darah segar, What... gw mimisan..!! mas Ghatan kaget "Mukti...!" gw seperti orang yang kehilangan nadi, berkata susah, bernafas apa lagi, detakan jantung gw semakin keras, dan rasa menggiggil sekujur tubuh gw, gak kuat menerima kenyataan yang gw terima saat itu. hingga akhirnya badan gw terkulai lemas dan pingsan.
*****
Gw gak tau apa yang terjadi selanjutnya, yang pasti saat gw tersadar gw ada di Klinik Umum SKS Kebayoran. ada Raya dan Ada Mas Ghatan saat itu disamping gw, gw lihat di dinding tembok waktu sudah menunjukan pukul 23.11 "Kamu sudah sadar Muk.." ucap Raya yang berada dekat dengan gw, "Maafin Mas ya..!! bukan mas bermaksud mau mengingat kamu dengan masa lalu, tapi.." Suara terdiam saat raya memotong pembicaraannya, "Sudah Pak, bukan saatnya bercerita masalah lalu, biar Mukti tenang dan istirahat dulu, dia belum pulih benar, belum bisa menerima kenyataan," Ucap Raya membenarkan, gw hanya bisa memandang keduanya dengan mata sembab yang masih penuh dengan air mata.
Akhirnya, gw ditemani malam itu di Klinik KSK oleh Raya dan Mas Ghatan. sungguh tak dapat disangka dan difikir dengan nalar, apa benar yang mas Ghatan bilang, dan apa benar semua terjadi sama gw, kenapa mesti gw... kenapa haru dia...!! jeritan hati gw semakin berteriak-teriak tidak karuan... menuntut keadilan yang Tuhan berikan buat gw.
_______
Mungkin Tuhan punya jalan lain dengan memberi kasih sayangnya pada Umatnya, namun taukan diantara kasih sayang itu, ada sebuah cinta yang besar yang sepertinya kita tidak mengetahuinya.
*****
<<<<< Sebelumnya
Selanjutnya >>>>>
Label: Catatanku, Cerita sedih, cinta, cintaku, hari yang indah, kehampaan, Kenangan Masa Lalu, Perjalanan Yang Indah
1 Comments:
"aku sangat terkesan dengan cerita ini........"
Posting Komentar
Kritikan, caci maki dan lain2 boleh saja dan akan saya tampung semua dan itu saya harapkan untuk bisa saya koreksi diri, tapi ingat adab mengkritik berikan alamat blog/web anda yang jelas dan kalau tidak punya blog berikan email yang bisa dihubungi......makasih semuanya...
Terima kasih atas komentarnya ^_^
<< Home