Gak kerasa sore itu cepet sekali berlalu, walau padahal diri ini ingin terus beralama-lama di dalam bioskop. hampir dua jam lebih bioskop diputar, akhirnya film tersebut usai dengan akhir cerita yang seru, Lampu mulai dinyalakan, pegangan tangan Raya yang sedari tadi memegang jemariku dia lepaskan, dan kami keluar dari kurungan bioskop tersebut.
Di luar, gw tatap kaca keluar, ternyata udah gelap, gw lirik jam ditangan ternyata sudah pukul 18.54 udah petang, tiba-tiba Handphone gw berdering, gw lihat HAH ternyata Mas Ghatan, gw langsung mengangkat panggilan tersebut, "Wa'alikum salam Mas?" jawab gw menjawab balasan salam dari Mas Ghatan. ternyata Mas Ghatan hanya menanyakan kabar gw disini, dan dia bilang kalau hari ini tugas dia sudah selesai, kemungkinan malam, atau esok dia sudah sampai di Jakarta, What... sudah mau pulang, mendengar ucapan gitu, kok gw merasa ingin masih lama lagi mas Ghatan kembali ke Jakarta, apa karena saat ini gw sedang merasakan kebahagiaan bersama Raya.
"Siapa barusan?" ucap Raya ingin tau, "Mas Ghatan, beliau akan pulang nanti malam atau pagi ini sudah ada di Jakarta," jawab gw merasa gak enak, "Ow... jadi, kamu harus kembali ke Jakarta dong," gw diam sejenak, memikirkan hal yang tak pasti, "Gak tau, Mukti bingung, sejujurnya mukti masih pengen berlama-lama sama kamu," Raya tersenyum "sama, aku juga Muk, ya Udah, kita makan dulu, setelah itu kita kembali kejakarta, kemungkinan aku akan bawa mobil biar kita bisa leluasa kemana-mana!! tapi sebelum itu, aku ajak kamu makan dulu yach!" Raya mengajak gw keluar dari Mall tersebut, mau kemana,? teranya dengan jalan yang sama mau menuju rumahnya, "Mau kemana Ray,?" Tanya gw di dalam mobil. "Tadikan aku dah janji akan mengajal kamu merasakan Es Durian, disana juga banyak kok penjual makanan yang lain," jawabnya.
Setelah sampai mobil pun di parkirkan, Benar dugaan gw, "Cafe Ubud" cuma disini doang yang jual namanya Es Durian yang terkenal itu. Nah itu disini, Gw pun duduk di sebuah kursi yang disediakan Raya, sedangkan dia memesan Makanan + Es Durian, gw menatap disekeliling gw, ternyata tempatnya masih tak berubah seprti lalu dan lalu sewaktu gw dengan Arie, "Dah sebentar lagi makanan siap, pasti kamu akan bilan... wah enak juga nih Es Duriannya" Ucap raya yang duduk di Hadapan gw, "Ach.. ! seenak mana, tar mukti Buat pasti lebih enak buatan mukti!!" jawab gw narsi, raya tertawa kecil, sesaat kemudian pesanan sudah selesai dan diantar ke meja dimana kami duduk "Eh Aden...!! Lama ya gak kesini-sini, teman satu lagi kemana, gak ikut " celetuk pelayan yang mengantar makanan ke meja kami, gw kaget dia ngomong gitu terlebih Raya yang tiba-tiba bengong kalau pelayan itu kenal dengan gw. "A.. ow.. Teman satu lagi dia gak ikut, lagi dirumah?" Jawab gw simpel, kemudia pelayan itu kembali ke dagangannya, gw tau yang dimaksud pasti Arie, tiba-tiba raya bertanya dengan heran. "Loh...!! kok pelayan itu tau sama kamu Muk, jangan-jangan kamu sering kesini?" gw gak bisa jawab dengan pertanyaan yang Raya ajukan, gw hanya diam dengan sedih, sambil memutar-mutar minuman Es tersebut. akhirnya gw menceritakan panjang lebar siapa gw.
Setelah Raya tau gw emang anak tangerang, dia tersenyum "Kenapa, kamu gak bilang, kalau begi next time aku boleh kan main ke rumah kamu? dan Orang yang dimaksud tadi pelayan itu siapa?" lagi-lagi pertanyaan Raya membuat gw terkukuh, gw cuma diam menahan kepedihan yang gw rasakan, tapi di lain pihak gw gak perlu cerita siapa dia, dan siapa aku.... cukup dia tau kalau Gw hanya mukti, mukti, dan mukti. "Kenapa diam, kok sepertinya kamu sedih,?" raya menganggat dagu gw, terlihat gelinang air mata terpancar dimata gw, gw tersenyum berusaha tuk tidak sedih di hadapan dia, "Kamu nangis, maafin aku yach.. kalau aku salah kata, dan maafin aku kalau aku selalu ingin merasa tau?" dia menghapus air mata gw yang akan menetes di pipi, "Gak apa-apa, seharusnya memang kamu harus tau, cuma untuk kali ini aku gak bisa bilang dulu sama kamu, terlalu berat buat aku tuk cerita sama kamu, beri aku waktu tuk menceritakannya!!" jawab gw menghela nafas, "Aku udah selesai, gimana, kamu mau balik ke Jakarta apa masih mau disini Ray" sambung gw menatap matanya, "Aku anter kamu ke Jakarta, sekalian aku kan kerja disana, di tangerang aku sama siapa? kerabat saudarapun tak ada?"
****
Waktu sudah hampir malam pukul 08.00 setelah makan-makan selesai, kta berdua kembali kedalam mobil dan melanjutkan tuk kembali ke Jakarta. suasana diperjalanan terdengar sepi, kaca mobil yang gelap terlihat suasana luar begitu redup dengan pancaran cahaya, kemudian gw bersandar ke pundah Raya yang sedang menyetir "Kamu ngantuk, ya sudah.. tidur aza, tar kalau udah sampai aku kasih tau?" ucap raya saat gw bersandar dipundaknya, "Gak, Mukti bingung, hubunga kita seperti apa sih, kita serius jalan gini pacaran, atau kita hanya sebagai selingan untuk bisa saling senang-senang?" ucapan keluar dari mulut gw yang keluh. Raya diam, dia konsen dengan jalanan yang hanya tersinar oleh lampu mobil, "Kita masih tetap bisa jalan, ketemu, makan dan lain-lain, sepenuhnya hati kamu kan milik mas Ghatan, walau separuh hati kamu ada di Hatiku, mudah-mudahan aku bisa masuk secara pelan-pelan" Jawab raya dengan kata-kata yang sulit aku cerna. "Maksud kamu...!!!" Rasa penasaran gw mulai bertanya-tanya Raya membelai rambut gw dengan tangan kirinya, "Yang penting intinya aku sayang kamu" Ucapan itu terdengar begitu merdu di telingaku, membuat aku terpesona dengan kata-katanya.
****
Akhirnya, sampai juga gw di Kost-an, begitu gelap tampaknya lampu-lampu belum gw nyalain, gw turun dari mobil di lanjutkan dengan Raya yang mengantar gw sampai teras, "Aku langsung pulang yach...!! kamu hati-hati di kost-an, tar kalau ada Pak Ghatan pulang aku gak enak," Raya memegang pundak gw dan mencium kening gw dan kembali kedalam mobilnya, Sungguh berat saat itu dikala gw harus ditinggal pergi darinya, walau dia bukan kekasih gw, walau dia bukan milik gw, tapi sepenuhnya hati ini gak rela dia tinggalkan, di dalam mobil dia tersenyum manis, dengan lambayan tangan mendadahi gw, gw membalas senyumannya hingga akhirnya senyuman itu di tutup dengan kepergian dia meninggalkan gw.
Gw masuk kedalam menyalakan lampu-lampu disetiap sudut ruangan, sepi banget....!! gw kedapur membuat capucino dalam cangkir, dan gw melamun sendirian di teras sambil memandang ke Langit malam yang kelam dengan bintang-bintang, teringat kejadian sehari ini, senyumnya, kisah masa lalu, dan semuanya, membuat gw terkagum-kagum atas karunianya, gw pun merogoh kantong mengambil sebuah Hp yang terselip, gw mencoba tuk SMS Mas Ghatan kapan dia pulang, jawaban yang simple ternyata dia dalam perjalanan pulang, dan mungkin malam ini sudah sampai Jakarta, disusul dengan SMS masuk dari Raya yang berisikan dia tidak bisa melupakan kenangan sehari ini tentang gw, dan dia sangat menyayangi gw, gw tersenyum dan membalasa, I Love You
****
Suntuk malam minggu di kamar sendiri, Raya sudah pulang, Mas Ghatan blom tiba, memandang Televisi namun gak ada acara yang bagus, akhirnya gw merebahkan tubuh gw di pembaringan tuk merasakan tidur malam yang indah, lelap dan lelap...!! di pertengahan malam ada suara ketuk pintu dengan suara memanggil nama gw, "Muk... Mukti..." gw pun terbangun dari tidur gw,jam menunjukan pukul 23.11 siapa sih tengah malam begini, gw pun langsung menghampiri pintu dan membukakan siapa gerangan yang datang, Ternyata mas Ghatan dengan berbagai jinjingan ditangannya, dia langsung mencium gw "Mas kangen sama kamu, ini mas bawain oleh-oleh buat kamu, kamu udah tidur ya, maaf mas Ganggu ya" ucapnya dengan senyum yang Khas. "Gak apa Mas, Makasih oleh-olehnya, tapi ini apa,?" Jawab gw ingin cepat2 membukanya, tar juga kamu tau, udah yuk masuk, mas ngantuk mau tidur, mungkin kamu juga pengin melanjutkan mimpi kamu?" Mas Ghatan masuk dan gw pun mengunci pintu.
Barang-barang langsung gw bereskan mas ghatan langsung manaiki ranjang ingin segera tidur, gw langsung menegurnya "MAS... Kebiasaan deh, cuci kaki dulu sana, gak boleh habis berpergian terus langsung masuk kamar, tidur, tanpa cuci kaki dulu," Tegas gw pada Mas Ghatan, dia hanya tersenyum ringan dan menuju ke kamar mandi tuk mencuci kaki, gw dipembaringan sudah menunggu dia tuk tidur bersama, "Makasih sayang... kamu dah ingetin Mas.." Ciuman mendarat di kening gw, "Yach...!! lain kali Mas mesti inget ya.. gak usah di perhatiin Mukti terus," ucap gw sewot hahahah. kemudian dia malah memeluk gw dengan eratnya, "Aku kangen sama kamu............" pelukan ini terasa lain dari yang lain, merasa hangat, apa karena sudah seminggu ini gw gak di peluk sama dia, (' ,')
Akhirnya malam itu gw dan Mas Ghatan tertidur dengan pelukan yang mesra, terasa beban dan semua kejadian tadi siang lenyap sudah, yang gw rasakan saat itu hanya ketidak pastian hidup, mencari jati diri gw, siapa gw dan apa maksudnya tentang cinta. gw ingin lebih lama lagi merasakan rasa cinta ini lebih dalam sampai gw bosen dan jenuh dengan semua kenyataan ini.
Cinta itu ibaratkan sebuah pohon, dimana setiap daun yang kering akan berguguran, dan akan digantikan dengan pucuk daun yang baru, menggantikannya bunga menjadi buah, dan menjadikan nya buah menjadi lalapan manusia, itu lah cinta, Setelah cinta itu hilang akan mendapat cinta yang baru.
*****
<<<<< Sebelumnya
Selanjutnya >>>>>
Label: Catatanku, Cerita sedih, cinta, cintaku, kehampaan, Kenangan Masa Lalu, sedih, Senyumanmu
0 Comments:
Posting Komentar
Kritikan, caci maki dan lain2 boleh saja dan akan saya tampung semua dan itu saya harapkan untuk bisa saya koreksi diri, tapi ingat adab mengkritik berikan alamat blog/web anda yang jelas dan kalau tidak punya blog berikan email yang bisa dihubungi......makasih semuanya...
Terima kasih atas komentarnya ^_^
<< Home